a.
Ayatnya:
uqèd Ï%©!$# y]yèt/ Îû z`¿ÍhÏiBW{$# Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Ft öNÍkön=tã ¾ÏmÏG»t#uä öNÍkÏj.tãur ãNßgßJÏk=yèãur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur bÎ)ur (#qçR%x. `ÏB ã@ö6s% Å"s9 9@»n=|Ê &ûüÎ7B ÇËÈ
b.
Terjemahannya:
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di
antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka
dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka
sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.
c.
Penafsirannya
Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa Dia-lah yang mengutus seorang
Rasul, yaitu Nabi Muhammad Saw kepada bangsa Arab yang masih buta huruf, yang
belum tahu membaca dan menulis pada waktu itu, dengan tugas:
·
Membacakan
ayat suci Al-Quran yang didalamnya terdapat petunjuk dan bimbingan untuk
memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.
·
Membersihkan
mereka dari akidah yang menyesatkan, dosa kemusyrikan, sifat-sifat jahiliyah
yang biadab sehingga mereka itu berakidah tauhid meng-Esa-kan Allah SWT, tidak
tunduk kepada pemimpin-pemimpin yang menyesatkan mereka dan tidak percaya lagi
kepada sembahan mereka seperti batu, pohon kayu dan sebagainya.
·
Mengajarkan
kepada mereka syariat agama beserta hukum-hukumnya serta hikmah-hikmah yang
terkandung di dalamnya[1].
Disebutkan secara khusus bangsa Arab yang buta huruf itu, tidaklah
berarti bahwa kerasulan Nabi Muhammad itu terbatas hanya kepada bangsa Arab
saja, tetapi kerasulan Nabi Muhammad itu umum, meliputi semua makhluk terutama
jin dan manusia, sebagaimana firman Allah SWT:
ö@è% $ygr'¯»t ÚZ$¨Z9$# ÎoTÎ) ãAqßu «!$# öNà6ös9Î) $·èÏHsd ÇÊÎÑÈ…
“Katakanlah: "Hai Manusia sesungguhnya
aku adalah utusan Allah kepadamu semua". (QS.
Al A'raaf: 158)
Ayat ini, diakhiri dengan ungkapan bahwa orang Arab itu, sebelumnya
benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Mereka itu pada umumnya menganut dan
berpegang teguh kepada agama Samawy yaitu agama Nabi Ibrahim As, lalu mereka
mengubah dan menukar akidah tauhid dengan syirik, keyakinan mereka dengan
keraguan, mengadakan sesembahan selain dari Allah SWT.
Menurut Syekh Moh. Abduh sebagaimana dikutip oleh Moh. Quraish
Shihab, memahami ayat tersebut sebagai bentuk kekuasaan. Kebijaksanaan dan
ke-Esaan-Nya. Kemudian (membacakan ayat-ayat tersebut) dalam arti
menjelaskannya dan mengarahkan jiwa manusia untuk meraih manfaat, pelajaran
darinya. Sedangkan makna (mensucikan mereka) adalahmembersihkan jiwa
mereka dari keyakinan-keyakinan yang sesat, kekotoran akhlak dan lain-lainyang
merajalela pada masa jahiliyah, sedangkan (mengajar kitab) dipahami oleh
Moh. Abduh sebagai mengajar tulis menulis dengan pena, karena sesungguhnya
agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw ini telah mengharuskan mereka
belajar tulisan dengan penadan membebaskan mereka dari buta huruf, karena agama
tersebut mendorong (bangkitnya) peradaban, serta pengaturan urusan umat. Adapun
(hikmah), maknanya menurut Abduh adalah rahasia persoalan-persoalan
(agama), pengetahuan hukum, penjelasan tentang kemaslahatan serta pengamalan. [2]
Iya.. sama sama.. :)
BalasHapusAmin ya Rabb..