Jumat, 08 Februari 2013

TAFSIR SURAT AL-JUMU'AH AYAT 2


a.       Ayatnya:
uqèd Ï%©!$# y]yèt/ Îû z`¿ÍhÏiBW{$# Zwqßu öNåk÷]ÏiB (#qè=÷Ftƒ öNÍköŽn=tã ¾ÏmÏG»tƒ#uä öNÍkŽÏj.tãƒur ãNßgßJÏk=yèãƒur |=»tGÅ3ø9$# spyJõ3Ïtø:$#ur bÎ)ur (#qçR%x. `ÏB ã@ö6s% Å"s9 9@»n=|Ê &ûüÎ7B ÇËÈ  
b.      Terjemahannya:
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka kitab dan Hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata”.
c.       Penafsirannya
Pada ayat ini, Allah SWT menerangkan bahwa Dia-lah yang mengutus seorang Rasul, yaitu Nabi Muhammad Saw kepada bangsa Arab yang masih buta huruf, yang belum tahu membaca dan menulis pada waktu itu, dengan tugas:
·         Membacakan ayat suci Al-Quran yang didalamnya terdapat petunjuk dan bimbingan untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat.
·         Membersihkan mereka dari akidah yang menyesatkan, dosa kemusyrikan, sifat-sifat jahiliyah yang biadab sehingga mereka itu berakidah tauhid meng-Esa-kan Allah SWT, tidak tunduk kepada pemimpin-pemimpin yang menyesatkan mereka dan tidak percaya lagi kepada sembahan mereka seperti batu, pohon kayu dan sebagainya.
·         Mengajarkan kepada mereka syariat agama beserta hukum-hukumnya serta hikmah-hikmah yang terkandung di dalamnya[1].
Disebutkan secara khusus bangsa Arab yang buta huruf itu, tidaklah berarti bahwa kerasulan Nabi Muhammad itu terbatas hanya kepada bangsa Arab saja, tetapi kerasulan Nabi Muhammad itu umum, meliputi semua makhluk terutama jin dan manusia, sebagaimana firman Allah SWT:
ö@è% $ygƒr'¯»tƒ ÚZ$¨Z9$# ÎoTÎ) ãAqßu «!$# öNà6ös9Î) $·èŠÏHsd ÇÊÎÑÈ  
 “Katakanlah: "Hai Manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua". (QS. Al A'raaf: 158)
Ayat ini, diakhiri dengan ungkapan bahwa orang Arab itu, sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Mereka itu pada umumnya menganut dan berpegang teguh kepada agama Samawy yaitu agama Nabi Ibrahim As, lalu mereka mengubah dan menukar akidah tauhid dengan syirik, keyakinan mereka dengan keraguan, mengadakan sesembahan selain dari Allah SWT.
Menurut Syekh Moh. Abduh sebagaimana dikutip oleh Moh. Quraish Shihab, memahami ayat tersebut sebagai bentuk kekuasaan. Kebijaksanaan dan ke-Esaan-Nya. Kemudian (membacakan ayat-ayat tersebut) dalam arti menjelaskannya dan mengarahkan jiwa manusia untuk meraih manfaat, pelajaran darinya. Sedangkan makna (mensucikan mereka) adalahmembersihkan jiwa mereka dari keyakinan-keyakinan yang sesat, kekotoran akhlak dan lain-lainyang merajalela pada masa jahiliyah, sedangkan (mengajar kitab) dipahami oleh Moh. Abduh sebagai mengajar tulis menulis dengan pena, karena sesungguhnya agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw ini telah mengharuskan mereka belajar tulisan dengan penadan membebaskan mereka dari buta huruf, karena agama tersebut mendorong (bangkitnya) peradaban, serta pengaturan urusan umat. Adapun (hikmah), maknanya menurut Abduh adalah rahasia persoalan-persoalan (agama), pengetahuan hukum, penjelasan tentang kemaslahatan serta pengamalan. [2]



[1] http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=62
[2] Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002) Vol. 14, hlm. 220

1 komentar: