Jumat, 08 Februari 2013

TAFSIR SURAT AL-HADIID AYAT 25


a.       Ayatnya:
ôs)s9 $uZù=yör& $oYn=ßâ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ $uZø9tRr&ur ÞOßgyètB |=»tGÅ3ø9$# šc#uÏJø9$#ur tPqà)uÏ9 â¨$¨Y9$# ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( $uZø9tRr&ur yƒÏptø:$# ÏmŠÏù Ó¨ù't/ ÓƒÏx© ßìÏÿ»oYtBur Ĩ$¨Z=Ï9 zNn=÷èuÏ9ur ª!$# `tB ¼çnçŽÝÇZtƒ ¼ã&s#ßâur Í=øtóø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# ;Èqs% ÖƒÌtã ÇËÎÈ  
b.      Terjemahannya:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa”.
c.       Asbabun Nuzulnya:
Dalam ayat ini Allah SWT mengabarkan kepada kita semua, bahwa Allah telah mengutus beberapa Rasul untuk menyampaikan risalahnya dengan berbagai kemampuan dan bukti nyata (Mukjizat), yang membuktikan bahwa para Rasul adalah manusia yang dipilih Allah untuk menyebarkan risalah-Nya, dalam hal ini Allah SWT menjelaskan telah menjadikan besi bagi kemanfaatan manusia dan dijadikan sebagai bukti bahwa Allah yang berkehendak atas segala sesuatu dan segala hal.
Allah SWT mengutus para Rasul disertai dengan Kitab dimana didalamnya terdapat tentang ajaran-ajaran yang harus disampaikan oleh para Rasul kepada umatnya, diantara kitab-kitab itu adalah Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur’an sebagai penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya, dan menjadi dasar untuk menegakkan neraca keadilan atau sebagai dasar dalam setiap pengambilan keputusan atas berbagai permasalahan.
d.      Penafsirannya:
Sebagaimana penjelasan diatas, bahwa Allah SWT mengutus para Rasul kepada umat-umat-Nya dengan membawa bukti-bukti yang kuat untuk membuktikan kebenaran risalah Nya. Bukti-bukti itu adalah mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para Rasul, seperti tidak terbakar oleh api sebagai mukjizat Nabi Ibrahim As, mimpi yang benar sebagai mukjizat Nabi Yusuf As, Tongkat sebagai mukjizat Nabi Musa As. Al-Quran sebagai mukjizat Nabi Muhammad Saw dan sebagainya.
Dan juga setiap Rasul yang diutus itu bertugas untuk menyampaikan agama Allah kepada umatnya. Ajaran agama itu adakalanya tertulis dalam sahifah-sahifah dan adakalanya termuat dalam suatu kitab, seperti Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran. Ajaran agama itu berupa petunjuk bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Sebagai dasar mengatur dan membina masyarakat, maka setiap agama yang dibawa oleh para Rasul itu mempunyai asas "keadilan". Keadilan ini wajib ditegakkan oleh para Rasul dan pengikut-pengikutnya dalam masyarakat, yaitu keadilan penguasa terhadap rakyatnya, keadilan suami sebagai kepala rumah tangga, keadilan pemimpin atas yang dipimpinnya dan sebagainya, sehingga seluruh anggota masyarakat sama kedudukannya dalam hukum, sikap dan perlakuan.
Di samping itu Allah SWT menganugerahkan kepada manusia "besi", suatu karunia yang tidak terhingga nilai dan manfaatnya. Dengan besi itu dapat dibuat berbagai macam keperluan manusia, sejak dari yang besar sampai kepada yang kecil, seperti berbagai macam kendaraan di darat, di laut dan di udara, keperluan rumah tangga dan sebagainya. Dengan besi pula manusia dapat membina kekuatan bangsa dan negaranya, karena dari besi dibuat segala macam alat perlengkapan pertahanan dan keamanan negeri, seperti senapan, kendaraan perang dan sebagainya. Tentu saja semuanya itu hanya diizinkan Allah menggunakannya untuk menegakkan agama-Nya, menegakkan keadilan dan menjaga keamanan negeri.
Allah SWT menerangkan bahwa Dia melakukan yang demikian itu agar Dia mengetahui siapa di antara hamba-hamba-Nya yang mengikuti dan menolong agama yang disampaikan para Rasul yang diutus-Nya dan siapa yang mengingkarinya. Dengan anugerah itu Allah SWT ingin menguji manusia dan mengetahui sikap manusia terhadap nikmat-Nya itu. Manusia yang taat dan tunduk kepada Allah akan melakukan semua yang disampaikan para Rasul itu, karena ia yakin bahwa semua perbuatan, sikap dan isi hatinya diketahui Allah, walaupun ia tidak melihat Allah mengawasi dirinya.
Sehubungan dengan kegunaan besi ini diterangkan dalam hadis:
عن ابن عمر قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم. بعثت بالسيف بين يدي الساعة حتى يعبد الله وحده لا شريك له وجعل رزقي تحت ظل رمحي, وجعل الذلة والصغار على من خالف أمري ومن تشبه بقوم فهو منهم
Dari Ibnu Umar, ia berkata, "Bersabda Rasulullah saw: "Aku diutus dengan pedang (besi) sebelum kedatangan Hari Kiamat (akhir zaman), sehingga orang menyembah Allah saja, tidak ada syerikat bagi Nya dan Allah menjadikan rezekiku di bawah naungan tombakku dan menjadikan hina dan rendah orang yang menyalahi perintahku, dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum itu". (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Pada akhir ayat ini Allah SWT menegaskan kepada manusia bahwa Dia Maha Kuat, tidak ada sesuatu pun yang mengalahkan-Nya, bahwa Dia Maha Perkasa dan tidak seorang pun yang dapat mengelakkan diri dari hukuman yang telah ditetapkan-Nya.
Tafsir Jalalain Surah Al Hadiid ayat 25
ôs)s9 $uZù=yör& $oYn=ßâ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ $uZø9tRr&ur ÞOßgyètB |=»tGÅ3ø9$# šc#uÏJø9$#ur tPqà)uÏ9 â¨$¨Y9$# ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( $uZø9tRr&ur yƒÏptø:$# ÏmŠÏù Ó¨ù't/ ÓƒÏx© ßìÏÿ»oYtBur Ĩ$¨Z=Ï9 zNn=÷èuÏ9ur ª!$# `tB ¼çnçŽÝÇZtƒ ¼ã&s#ßâur Í=øtóø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# ;Èqs% ÖƒÌtã ÇËÎÈ  
(Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami) yaitu malaikat-malaikat-Nya kepada nabi-nabi (dengan membawa bukti-bukti yang nyata) hujah-hujah yang jelas dan akurat (dan telah Kami turunkan bersama mereka Alkitab) lafal Alkitab ini sekalipun bentuknya mufrad tetapi makna yang dimaksud adalah jamak, yakni al-kutub (dan neraca) yakni keadilan (supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi) maksudnya Kami keluarkan besi dari tempat-tempat penambangannya (yang padanya terdapat kekuatan yang hebat) yakni dapat dipakai sebagai alat untuk berperang (dan berbagai manfaat bagi manusia, dan supaya Allah mengetahui) supaya Allah menampilkan; lafal waliya'lamallaahu diathafkan pada lafal liyaquman-naaasu (siapa yang menolong-Nya) maksudnya siapakah yang menolong agama-Nya dengan memakai alat-alat perang yang terbuat dari besi dan lain-lainnya itu (dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya) lafal bil-ghaibi menjadi hal atau kata keterangan keadaan dari dhamir ha yang terdapat pada lafal yanshuruhu. Yakni sekalipun Allah tidak terlihat oleh mereka di dunia ini. Ibnu Abbas ra. memberikan penakwilannya, mereka menolong agama-Nya padahal mereka tidak melihat-Nya. (Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa) artinya Dia tidak memerlukan pertolongan siapa pun, akan tetapi perbuatan itu manfaatnya akan dirasakan sendiri oleh orang yang mengerjakannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar