a.
Ayatnya:
ôs)s9 $uZù=yör& $oYn=ßâ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ $uZø9tRr&ur ÞOßgyètB |=»tGÅ3ø9$# c#uÏJø9$#ur tPqà)uÏ9 â¨$¨Y9$# ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( $uZø9tRr&ur yÏptø:$# ÏmÏù Ó¨ù't/ ÓÏx© ßìÏÿ»oYtBur Ĩ$¨Z=Ï9 zNn=÷èuÏ9ur ª!$# `tB ¼çnçÝÇZt ¼ã&s#ßâur Í=øtóø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# ;Èqs% ÖÌtã ÇËÎÈ
b.
Terjemahannya:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al kitab dan
neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan
besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi
manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui
siapa yang menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak
dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa”.
c.
Asbabun
Nuzulnya:
Dalam
ayat ini Allah SWT mengabarkan kepada kita semua, bahwa Allah telah mengutus
beberapa Rasul untuk menyampaikan risalahnya dengan berbagai kemampuan dan
bukti nyata (Mukjizat), yang membuktikan bahwa para Rasul adalah manusia yang
dipilih Allah untuk menyebarkan risalah-Nya, dalam hal ini Allah SWT menjelaskan
telah menjadikan besi bagi kemanfaatan manusia dan dijadikan sebagai bukti bahwa
Allah yang berkehendak atas segala sesuatu dan segala hal.
Allah
SWT mengutus para Rasul disertai dengan Kitab dimana didalamnya terdapat
tentang ajaran-ajaran yang harus disampaikan oleh para Rasul kepada umatnya, diantara
kitab-kitab itu adalah Zabur, Taurat, Injil dan Al-Qur’an sebagai penyempurna
dari kitab-kitab sebelumnya, dan menjadi dasar untuk menegakkan neraca keadilan
atau sebagai dasar dalam setiap pengambilan keputusan atas berbagai
permasalahan.
d.
Penafsirannya:
Sebagaimana
penjelasan diatas, bahwa Allah SWT mengutus para Rasul kepada umat-umat-Nya
dengan membawa bukti-bukti yang kuat untuk membuktikan kebenaran risalah Nya. Bukti-bukti
itu adalah mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para Rasul, seperti tidak
terbakar oleh api sebagai mukjizat Nabi Ibrahim As, mimpi yang benar sebagai
mukjizat Nabi Yusuf As, Tongkat sebagai mukjizat Nabi Musa As. Al-Quran sebagai
mukjizat Nabi Muhammad Saw dan sebagainya.
Dan
juga setiap Rasul yang diutus itu bertugas untuk menyampaikan agama Allah
kepada umatnya. Ajaran agama itu adakalanya tertulis dalam sahifah-sahifah dan
adakalanya termuat dalam suatu kitab, seperti Taurat, Zabur, Injil dan Al-Quran.
Ajaran agama itu berupa petunjuk bagi manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup
di dunia dan di akhirat.
Sebagai
dasar mengatur dan membina masyarakat, maka setiap agama yang dibawa oleh para
Rasul itu mempunyai asas "keadilan". Keadilan ini wajib ditegakkan
oleh para Rasul dan pengikut-pengikutnya dalam masyarakat, yaitu keadilan
penguasa terhadap rakyatnya, keadilan suami sebagai kepala rumah tangga,
keadilan pemimpin atas yang dipimpinnya dan sebagainya, sehingga seluruh
anggota masyarakat sama kedudukannya dalam hukum, sikap dan perlakuan.
Di
samping itu Allah SWT menganugerahkan kepada manusia "besi", suatu
karunia yang tidak terhingga nilai dan manfaatnya. Dengan besi itu dapat dibuat
berbagai macam keperluan manusia, sejak dari yang besar sampai kepada yang
kecil, seperti berbagai macam kendaraan di darat, di laut dan di udara,
keperluan rumah tangga dan sebagainya. Dengan besi pula manusia dapat membina
kekuatan bangsa dan negaranya, karena dari besi dibuat segala macam alat
perlengkapan pertahanan dan keamanan negeri, seperti senapan, kendaraan perang
dan sebagainya. Tentu saja semuanya itu hanya diizinkan Allah menggunakannya
untuk menegakkan agama-Nya, menegakkan keadilan dan menjaga keamanan negeri.
Allah
SWT menerangkan bahwa Dia melakukan yang demikian itu agar Dia mengetahui siapa
di antara hamba-hamba-Nya yang mengikuti dan menolong agama yang disampaikan
para Rasul yang diutus-Nya dan siapa yang mengingkarinya. Dengan anugerah itu
Allah SWT ingin menguji manusia dan mengetahui sikap manusia terhadap nikmat-Nya
itu. Manusia yang taat dan tunduk kepada Allah akan melakukan semua yang
disampaikan para Rasul itu, karena ia yakin bahwa semua perbuatan, sikap dan
isi hatinya diketahui Allah, walaupun ia tidak melihat Allah mengawasi dirinya.
Sehubungan
dengan kegunaan besi ini diterangkan dalam hadis:
عن ابن عمر قال:
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم. بعثت بالسيف بين يدي الساعة حتى يعبد الله وحده
لا شريك له وجعل رزقي تحت ظل رمحي, وجعل الذلة والصغار على من خالف
أمري ومن تشبه بقوم فهو منهم
“Dari Ibnu Umar, ia berkata, "Bersabda Rasulullah saw: "Aku diutus
dengan pedang (besi) sebelum kedatangan Hari Kiamat (akhir zaman), sehingga
orang menyembah Allah saja, tidak ada syerikat bagi Nya dan Allah menjadikan
rezekiku di bawah naungan tombakku dan menjadikan hina dan rendah orang yang
menyalahi perintahku, dan barangsiapa yang menyerupai suatu kaum maka ia
termasuk kaum itu". (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Pada akhir ayat ini Allah
SWT menegaskan kepada manusia bahwa Dia Maha Kuat, tidak ada sesuatu pun yang
mengalahkan-Nya, bahwa Dia Maha Perkasa dan tidak seorang pun yang dapat
mengelakkan diri dari hukuman yang telah ditetapkan-Nya.
Tafsir Jalalain
Surah Al Hadiid ayat 25
ôs)s9 $uZù=yör& $oYn=ßâ ÏM»uZÉit7ø9$$Î/ $uZø9tRr&ur ÞOßgyètB |=»tGÅ3ø9$# c#uÏJø9$#ur tPqà)uÏ9 â¨$¨Y9$# ÅÝó¡É)ø9$$Î/ ( $uZø9tRr&ur yÏptø:$# ÏmÏù Ó¨ù't/ ÓÏx© ßìÏÿ»oYtBur Ĩ$¨Z=Ï9 zNn=÷èuÏ9ur ª!$# `tB ¼çnçÝÇZt ¼ã&s#ßâur Í=øtóø9$$Î/ 4 ¨bÎ) ©!$# ;Èqs% ÖÌtã ÇËÎÈ
“(Sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul-rasul Kami)” yaitu malaikat-malaikat-Nya
kepada nabi-nabi “(dengan membawa bukti-bukti yang nyata)”
hujah-hujah yang jelas dan akurat “(dan telah Kami turunkan bersama
mereka Alkitab)” lafal Alkitab ini sekalipun bentuknya mufrad tetapi
makna yang dimaksud adalah jamak, yakni al-kutub “(dan neraca)”
yakni keadilan “(supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan
Kami ciptakan besi)” maksudnya Kami keluarkan besi dari
tempat-tempat penambangannya “(yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat)” yakni dapat dipakai sebagai alat untuk berperang “(dan
berbagai manfaat bagi manusia, dan supaya Allah mengetahui)” supaya
Allah menampilkan; lafal waliya'lamallaahu diathafkan pada lafal
liyaquman-naaasu “(siapa yang menolong-Nya)” maksudnya
siapakah yang menolong agama-Nya dengan memakai alat-alat perang yang terbuat
dari besi dan lain-lainnya itu “(dan rasul-rasul-Nya padahal Allah
tidak dilihatnya)” lafal bil-ghaibi menjadi hal atau
kata keterangan keadaan dari dhamir ha yang terdapat pada lafal yanshuruhu.
Yakni sekalipun Allah tidak terlihat oleh mereka di dunia ini. Ibnu Abbas ra.
memberikan penakwilannya, mereka menolong agama-Nya padahal mereka tidak
melihat-Nya. “(Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa)”
artinya Dia tidak memerlukan pertolongan siapa pun, akan tetapi perbuatan itu
manfaatnya akan dirasakan sendiri oleh orang yang mengerjakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar