Pendekatan
filosofis adalah cara pandang atau paradigma yang bertujuan untuk menjelaskan
inti, hakikat, atau hikmah mengenai sesuatu yang berada di balik objek
formanya. Dengan kata lain, pendekatan filosofis adalah upaya sadar yang
dilakukan untuk menjelaskan apa dibalik sesuatu yang nampak.
Pendekatan
filosofis untuk menjelaskan suatu masalah dapat diterapkan dalam aspek-aspek
kehidupan manusia, termasuk dalarn pendidikan. Filsafat tidak hanya melahirkan
pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat pendidikan. Filsafat
pendidikan adalah filsafat terapan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan
yang dihadapi. John Dewey (1964) berpendapat bahwa filsafat merupakan teori
umum tentang pendidikan. Filsafat sebagai suatu sistem berpikir akan menjawab
persoalan-persoalan pendidikan yang bersifat filosofis dan memerlukan jawaban
filosofis pula
Filsafat pendidikan
sebagai filsafat terapan, yaitu studi tentang penerapan asas-asas pemikiran
filsafat pada masalah-masalah pendidikan dan pada dasarnya filsafat pendidikan
mengenal dua pendekatan yang polaritis, yaitu :
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan
tradisional dalam Filsafat pendidikan melandaskan diri pada asas-asas sebagai
berikut:
a.
Bahwa
dasar-dasar pendidikan adalah filsafat, sehingga untuk mempelajari filsafat
pendidikan haruslah memiliki pengetahuan dasar tentang filsafat.
b.
Bahwa kenyataan
yang esensial baik dan benar adalah kenyataan yang tetap, kekal dan abadi.
c.
Bahwa nilai
norma yang benar adalah nilai yang absolut, universal dan obyektif.
d.
Bahwa tujuan
yang baik dan benar menenukan alat dan sarana, artinya tujuan yang baik harus
dicapai dengan alat sarana yang baik pula.
e.
Bahwa faktor
pengembang sejarah atau sosial (science, technology, democracy dan industry)
adalah sarana alat untuk prosperity of life dan bukannya untuk welfare of life
sebagai tujuan hidup dan pendidikan sebagaimana yang ditentukan oleh filsafat.
2. Pendekatan Progresif
Sebagai
penghujung yang lain dari pendekatan di atas dan dari kontinuitas aliran
filsafat pendidikan adalah pendekatan progresif kontemporer dengan dasar-dasar
pemikiran sebagai berikut:
a. Bahwa dasar-dasar pendidikan adalah sosiologi, atau filsafat sosial
humanisme ilmiah, yang skeptis terhadap kenyataan yang bersifat metafisis
transendental.
b. Bahwa kenyataan adalah perubahan, artinya kenyataan hidup yang
esensial adalah kenyataan yang selalu berubah dan berkembang.
c. Bahwa truth is man-made, artinya kebenaran dan kebajikan itu adalah
kreasi manusia, dengan sifatnya yang relatif temporer bahkan subyektif.
d. Bahwa tujuan dan dasar-dasar hidup dan pendidikan relatif
ditentukan oleh perkembangan tenaga pengembang sosial dan manusia, yang
merupakan sumber perkembangan sosial masyarakat.
e. Bahwa antara tujuan dan alat adalah bersifat kontinu, bahwa tujuan
dapat menjadi alat untuk tujuan yang lebih lanjut sesuai dengan perkembangan
sosial masyarakat.
Selain itu
Terkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan
melalui beberapa pendekatan, diantaranya pendekatan sains, pendekatan filosofi
dan pendekatan religi.
1. Pendekatan sains
Pendekatan
sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara
kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan
prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat
kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris
menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam.
2. Pendekatan filosofi
Pendekatan
filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah
pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat
karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata,
yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang
lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman
inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh
sains. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang
bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai
dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun pembahasannya tidak bisa dengan
menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh sains, melainkan diperlukan suatu
perenungan yang lebih mendalam.
Cara kerja
pendekatan filsafat dalam pendidikan
dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh
tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model: model
filsafat spekulatif, model filsafat preskriptif model filsafat analitik.
Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada,
merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala
yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual
yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam
keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman Filsafat preskriptif
berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang
nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni,
menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek.
Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan
gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif
memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat. Filsafat
analitik memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah, dan
pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk
menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan
cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir
3. Pendekatan religi
Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori
pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya
berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan
sebagai sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis
pendidikan.
Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun
filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio,
dalam pendekatan religi, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan
religi menuntut orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan
dalam agama, baru kemudian mengerti, bukan sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar